BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Salah
satu faktor rendahnya mutu pendidikan disebabkan oleh proses pembelajaran yang
masih sederhana dengan menggunakan media yang tidak bervariatif. Selain itu
belum diterapkanya media pembelajaran yang dapat meningkatkan penyerapan
informasi dalam ingatan dengan baik. Salah satu cara untuk menyimpan informasi
didalama ingatan diperlukan media pembelajaran yang tepat. Dimana cendrung
selama ini proses belajar yang tidakmenggunakan media yang bervariatif,
sehingga masih terdapat beberapa guru yang menggunakan metode ceramah sehingga
berpengaruh terhadap rendahnya kemamupuan siswa untuk mengingat dan memahami
materi.
Pada
era teknologi dan informasi proses belajar lebih ditekankan dan berpusat pada
siswa (students centered). Siswa diharapkan dapat memperoleh informasi dari
berbagai sumber termasuk dari guru, sehingga guru dituntut untuk dapat
membimbing sehingga siswa mampu memperoleh informasi dengan baik. Informasi
yang diperoleh siswa dalam pembelajar diantaranya adalah pengetahuan.
Pengetahuan yang berupa logika dan fisik tidak dapat ditransfer secara utuh
dari pikiran guru kepikiran siswa. Pengetahuna tersebut harus dibangun didalam
pikiran siswa sendiri sebagai usaha keras untuk mengorganisasi
pengalaman-pengalamanya.[1] Lebih lanjut dikatakan
bahwa informasi yang masuk keotak akan melalui tahap-tahap pemprosesan
informasi (information procesing) untuk dapat disimpan didalam ingatan.
Media
pembelajaran powerpoint dirasa sangat tepat untuk mengatasi hal tesebut, karena
media ini memberikan informasi secara audiovisual sehingga siswa dapat menyerap
informasi dengan melihat, mendengar, dan merespon, dengan kemampuan mengingat
siswa masing-masing pesan informasi secara visual mudah dipahami oleh siswa,
lebih merangsang siswa untuk mengetahui lebih jauh tentang bahan ajar yang
sedang disajikan, objek yang ditampilkan terlihat kongkrit (nyata). Penyajian
powerpoint yang bervariatif karena terdapat aplikasi gambar, animasi, sound,
video sehingga membut proses belajar tidak menjenuhkan.[2]
Berdasarkan
dari beberapa kelebihan yang bisa digunakan melalui media powerpoint, khususnya
dalam proses pembelajaran diatas yang melatar belakangi penulis ingin
mengetahui pemanfaatan media powerpoint secara maksimal dalam proses
pembelajaran bagi perserta didik. Sehingga penulis memilih judul kajian “Manfaat Pengunaan Microsoft PowerPoint sebagai Media Pembelajaran bagi
Peserta Didik”.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang diatasa, maka rumusan masalahnya adalah:
1. Apa
pengertian media pembelajaran dan Microsoft PowerPoint?
2. Bagaimana
peran Microsoft PowerPoint sebagai media pembelajaran?
3. Bagaimana manfaat
Microsoft PowerPoint sebagai media pembelajaran?
C.
Tujuan
Penulisan
Kajian
ini, diharapkan dapat menghasilkan manfaat dan kegunaan sebagai berikut:
1.
Memberikan pengetahuan tentang pengertian
media pembelajaran dan Microsoft PowerPoint.
2.
Untuk menambah pengetahuan tentang peran Microsoft PowerPoint
sebagai media pembelajaran.
3.
Memberi pengetahuan tentang manfaat mengunakan Microsoft PowerPoint sebagai medai
pembelajaran.
BAB
II
KAJIAN
TEORETIK
A.
Inovasi
Teknologi Informasi bagi Pendidikan
Perkembanagan
teknologi informasi dewasa ini telah berimbas pada dunia pendidikan, dengan
ditandai oleh munculnya berbagai inovasi dan kreasi dalam proses penyampaian
bahan ajar kepada peserta didik Sebagaimana kita ketahui, bahwa dalam proses
pendidikan terdapat tiga proses inti pendidikan (Core processes) yang meliputi Pengajaran (Teaching), Penelitian (Research),
dan Pelayanan (Services), dimana
ketiganya menjadi sumber akses bagi penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi.
Ada beberapa konsep yang melatar belakangi penggunanaan teknologi informasi
untuk kegiatan pendidikan, dan beberapa diantara sudah banyak diterapkan di
lembaga pendidikan baik tingkat dasar maupun tingkat menengah, apalagi di
perguruan tinggi.
Penggunanaan teknologi ini telah berdampak langsung dan tidak langsung terhadap cara penyelenggaraan pendidikan yang mengarah pada peningkatan mutu sumberdaya manusia.[3] Konsep-konsep tersebut diantaranya adalah:
Penggunanaan teknologi ini telah berdampak langsung dan tidak langsung terhadap cara penyelenggaraan pendidikan yang mengarah pada peningkatan mutu sumberdaya manusia.[3] Konsep-konsep tersebut diantaranya adalah:
1.
Course
Management
Course
management adalah penggunaan TI untuk membantu pengajar maupun peserta didik dalam
melakukan interaksi, kooperasi, dan komunikasi untuk penyelenggaraan sebuah
kelas dengan mata ajar tertentu. Dengan bantuan aplikasi jaringan (Web), maka segala tugas, PR, dan tugas-tugas
lainnya dapat dilakukan dengan cara diunduh dari alamat situs tertentu yang
dianggap relevan. Selain itu juga membantu tenaga pendidik dalam
penyelenggaraan proses pembelajaran, terutama digunakan sebagai alat
penggambaran atau ilustrasi dari pelajaran yang sedang diajarkan sehingga
peserta didik memperoleh gambaran jelas keterkaitan antara teori dengan
gambaran nyatanya. Program aplikasi yang sering digunakan untuk keperluan ini
adalah: Simulation game, Multy media presentation, Interactive study case, dan sebagainya.
2.
Virtual
Class
Teknologi ini memungkinkan adanya kelas maya atau virtual class. Kelas maya ini adalah
penyelenggaraan proses belajar mengajar dari jarak jauh dengan memanfaatkan
beberapa software khusus yang
dihubungkan melalui jalur internet. Salah salah satu diantaranya adalah dengan
teknologi Video Cronfrence.
3.
Computer
Based Training (CBT)
Konsep ini dianggap paling ampuh dalam menerapkan
sistem belajar secara mandiri. Dengan cara seperti ini seorang peserta didik
dapat mencari berbagai sumber literatur mata ajar yang diperlukannya dari
internet.
4.
Knowledge
Portal
Knowledge
Portal (Portal Pengetahuan), adalah sekumpulan alamat situs web yang memiliki berbagai macam sumber dari berbagai disiplin
ilmu. Seseorang yang mencari informasi tentang salah satu disiplin ilmu, dengan
mudah dapat langsung mengaksesnya melalui portal ini. Oleh sebab itu,
keberadaan portal ini sangat membantu para pendidik dan peserta didik dalam
upaya mengembangkan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya.
5. Cyber Community
Kata cyber
berasal dari kata Cybernetic, yaitu
cara pengendalian dari jarak jauh. Jadi kata cyber memiliki konotasi adanya “pengendalian” dan “Jarak yang
jauh”.[4]Belakangan
ini, kata cyber lebih dikaitkan
dengan keberadaan Intenet, yang nota benenya merupakan produk perkembangan
teknologi elektronik. Oleh sebab itu kita mengenal adanya beberapa istilah yang
diawali oleh huru “E-”. Misalnya saja E-Banking,
yang berarti segala aktivitas perbankan yang dijalankan melalui internet. E-Commerce, berarti kegiatan perdagangan
yang dijalankan melalui jalur internet, termasuk juga di dalamnya E-Learning, yang berarti segala
aktifitas belajar yang dijalankan melalui peran serta produk teknologi elektronik
termasuk didalamnya penggunaan internet.
B.
Media Pembelajaran
Istilah media berasal dari bahasa
Latin yang merupakan bentuk jamak dari "medium" yang secara harafiah
berarti perantara atau pengantar. Media dapat diartiakan sebagai alat bantu apa saja yang dapat
dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran.[5]
Selanjutnya ditegaskan olehRohanmedia
adalahsegala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa
sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar.[6]
Media pendidikan merupakan bagian integral dari
pembelajaran sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih bermutu. Karena itu
media pendidikan di sebut juga media instruksional. Dengan demikian, media
pendidikan mempunyai beberapa nilai praktis atau dapat berfungsi sebagai
berikut :
1. Media pendidikan dapat mengatasi batas-batas ruang
kelas. Misalnya benda yang di ajarkan terlalu besar atau berat bila di bawa ke ruang
kelas untuk diamati secaara langsung. Maka dapat di tanggulangi dengan film,
gambar slidefilm strip dan sebagainya.
2. Media pendidikan dapat digunakan untuk memperlihatkan
hal-hal atau peristiwa yang tidak dapat di ulang kembali atau telah terjadipada
masa lampau. Seperti peristiwa bencana alam, sejarah dan sebagainya maka dapat
di gunakan film, slide dan sebagainya.
3. Media pendidikan memungkinkan adanya kontak langsung
dengan masyarakat atau dengan alam atau lingkungannya. Misalnya dengan
mengunjungi suatu tempat.
4. Media pendidikan memberikan kesamaan dalam pengamatan
terhadap sesuatu objek.
5. Media pendidikan dapat membangkitkan minat dan
motivasi belajar.[7]
Jadi, secara umum dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat
menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Serta
diisyaratkan mampu membantu peserta didik memahami bahan ajar yang diberikan
tenaga pendidik, disamping harus pula mampu membangkitkan minat belajar pada
peserta didik tersebut. Sarana pendidikan sebagai media pendidikan harus mampu
membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan
serta penciuman. Untuk tujuan tersebut maka seorang pendidik perlu memiliki
sebuah media pembelajaran yang memadai, agar bahan ajar dapat diserap peserta
didik dengan sebaik-baiknya.
D.
Microsoft
PowerPoint.
Microsoft
PowerPoint merupakan sebuah software
yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan Microsoft, dan merupakan salah
satu program berbasis multi media. Didalam komputer, biasanya program ini sudah
dikelompokkan dalam program Microsoft Office. Program ini dirancang khusus
untuk menyampaikan presentasi, baik yang diselenggarakan oleh perusahaan,
pemerintahan, pendidikan, maupun perorangan, dengan berbagai fitur menu yang
mampu menjadikannya sebagai media komunikasi yang menarik.[8]
Program ini selain digunakan
sebagai media dalam presentasi, juga
dapat digunakan dalam berbagai macam kegiatan lainnya karena media ini
menyediakan berbagai fasilitas untuk berkreasi, mengolah, dan meng-inputfile audio maupun visual. Keterbatasannya di dalam berkreasi
dan mengolah audio-visual dapat diselesaikan dengan mengintegrasikan dengan
program-program lain. Hasil kreasi dan olahan dari program lain kemudian di-input ke dalam program ini untuk diolah dan
dipresentasikan.
Penggunaan program ini memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:
1.
Penyajiannya
menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi, baik animasi teks maupun
animasi gambar atau foro.
2.
Lebih
merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang
tersaji.
3.
Pesan
informasi secara visual mudah dipahami peserta didik.
4.
Tenaga
pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang disajikan.
5.
Dapat
diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-ulang
6.
Dapat
disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik. (CD / Disket / Flashdisk),
sehingga paraktis untuk di bawa ke mana-mana.[9]
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Microsoft
PowerPoint Sebagai Media Pembelajaran
Dalam
upaya memperbaiki proses pembelajaran agar berjalan efektif dan fungsional,
maka fungsi media pembelajaran sangat penting untuk dimanfaatkan. Pemakaian
media dalam proses pembelajaran dimaksudkan untuk mempertinggi daya cerna siswa
terhadap informasi atau materi pembelajaran yang diberikan, sehingga siswa
mampu mengingat dan memahami materi yang diberikan melalui bantuan media dengan
baik.
Terdapat
beberapa media yang dapat digunakan, salah satunya dengan bantuan seperangkat
komputer multimedia dan aplikasi dasar program komputer Microsoft Windows dan
Microsoft Office yang dapat kita gunakan untuk mengembangkan model dan media
pembelajaran dengan biaya yang cukup murah. Selain itu tidak hanya digunakan dalam
dunia pendidikan tapi juga oleh berbagai kalangan dalam seminar atau pertemuan
resmi lainnya yang banyak menggunakan program Micrososft Windows dan Microsoft
Office sehingga mengembangankan model pembelajaransecara praktis dan efektif,
salah satu program yang menarik untuk digunakan yang terdapat dalam microsoft
office adalah program Microsoft PowerPoint.
Microsoft
PowerPoint merupakan salah satu program berbasis multi media yang dirancang
khusus untuk menyampaikan presentasi yang mampu menjadikannya sebagai media
komunikasi yang menarik, dengan tujuan melalui media ini guru dapat mengajak
siswa untuk berpikir aktif didalam proses belajar, sehingga siswa akan lebih
mudah memahami serta mengingat materi-materi yang telah dipelajari bersama.
Mengoptimalkan
Microsoft PowerPoint sebagai media belajar berarti memanfaatkan secara maksimal
segala fitur yang tersedian dan dimiliki
oleh Microsoft PowerPoint untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.[10]Beberapa hal yang
menjadikan media ini menarik untuk digunakan sebagai alat presentasi dalam
pengajaran adalah berbagai kemampuan pengolahan teks, wana, dan gambar, serta
animasi-animasi yang bisa diolah sendiri sesuai kreatifitas penggunanya, untuk
menarik perhatian siswa sehingga pembelajaran dapat berjalan aktif dan kondusif.
B.
Manfaat Microsoft PowerPoint Dalam Pembelajaran
Aplikasi program
Microsoft PowerPoint dapat dioptimalkan penggunaannya dengan memanfaatkan
berbagai fasilitas yang dimilikinya seperti hyperlink,
insert picture, table, grafik movie,sound beserta efek animasinya (custom animation) dalam menampilkan
gambar bangun, garis, teks dan gambar secara kolaboratif.[11] Pada prinsipnya program
ini terdiri dari beberapa unsur rupa, dan pengontrolan operasionalnya. Unsur
rupa yang dimaksud, terdiri dari slide, teks, gambar dan bidang-bidang warna
yang dapat dikombinasikan dengan latar belakang yang telah tersedia. Unsur rupa
tersebut dapat kita buat tanpa gerak, atau dibuat dengan gerakan tertentu
sesuai keinginan kita. Seluruh tampilan dari program ini dapat kita atur sesuai
keperluan, apakah akan berjalan sendiri sesuai timing yang kita inginkan, atau berjalan secara manual, yaitu
dengan mengklik tombol mouse. Biasanya jika digunakan untuk penyampaian bahan
ajar yang mementingkan terjadinya interaksi antara peserta didik dengan tenaga
pendidik, maka kontrol operasinya menggunakan cara manual.
Berdasarkan
sebuah penelitian di kota Madiun dilakukan dengan menggunakan dua macam
pembelajaran yaitu pembelajaran pengembangan dan pembelajaran konvensional.
Pembelajaran pengembangan adalah pembelajaran yang menggunakan PowerPoint
sedangkan pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang tidak menggunakan
PowerPoint. Berdasarkan cluster random sampling diperoleh SDN 02 Taman dan SD
Bakti Ibu sebagai kelas kontrol, SDN 03 Kanigoro dan SDK Santo Yusuf sebagai
kelas eksperimen. Hasil penelitian itu adalah pembelajaran dengan menggunakan
program PowerPoint lebih baik daripada pembelajaran tanpa menggunakan program
PowerPoint baik dari gaya belajar juga dari prestasi siswa.[12]Hal ini didasarkan bahwa
penggunaan program PowerPoint sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan
dalam segipenyajian materi sepertipermainan warna, huruf dan animasi, baik
animasi teks maupun animasi gambar atau foto dalam materi sehingga akan
merangsang peserta didik untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan
ajar yang tersaji.
Didalam
menggunakan program ProwerPoint sebagai medai pembelajaran ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan presentasi dengan menggunakan
Microsoft PowerPoint diantaranya:
1. Jangan
terlalu banyak tulisan yang ditampilkan.
2. Tulisan
jangan terlalu kecil karena harus dilihat oleh banyak siswa.
3. Seimbangkan
antara gambar dan animasi dengan bahan ajar yang ingin disampaikan.
4. Usahakan
bentuk presentasi yang interaktif.[13]
PowerPoint
dapat diibaratkan sebagai boomerang bagi pendidik atau penggunanya dalam
memanfaatkannya sebagai media belajar. Jika PowerPoint dimanfaatkan dengan baik
atau benar akan sangat membantu. Terlebih lagi jika pendidik dapat
memaksimalkan kegunaan dan fungsi dari powerpoint itu sendiri dan menggabungkan
dengan aplikasi lain serta kekreatifannya. Kekreatifan dapat dinilai dari segi
keindahan, kejelasan dan pengaturan format PowerPoint yang dilakukan dengan
sedemikian sehingga siswa dapat menyimak dan menerima hasilnya dengan maksimal.
Desain yang simple dan “nyambung” dengan bahan ajar yang disampaikan menjadi
nyawa kedua dari sebuah PowerPoint. Karena seringkali dalam banyak presentasi
dengan menggunakan PowerPoint yang lebih banyak diperlihatkan adalah desainnya,
sehingga pendidik terkadang melakukan kesalahan kecil yang juga dapat berakibat
fatal bagi proses pembelajaran seperti terlalu banyak memberi gambar yang
sebenarnya malah akan membuat PowerPoint tersebut kacau dan tidak “nyambung”,
pemilihan warna yang kacau sehingga tidak dapat dibaca, font huruf yang terlalu
kecil sehingga sulit dibaca, pengaturan yang salah dan masih banyak lagi.
BAB IV
PENUTUP
A.
Simpulan
Media
belajar dan metode mengajar memang memberi pengaruh yang besar dalam proses
belajar mengajar, karena melalui dua hal tersebut proses belajar dan mengajar
dapat berjalan dengan baik sehingga peserta didik mendapatkan pengetahuan dan
informasi terkait tentang pendidikan. Salah satu bentuk pemanfaatan media yang
baik dan efektif adalah dengan menggunakan program Microsoft PowerPoint, karena
memalui program ini pendidik dapat menyajikan dan memaparkan bahan ajar dengan
banyak variatif pilihan seperti pengunaan warna huruf, gambar, audio visual,
gerafik dan lain sebagainya. PowerPoint memang memiliki banyak keunggulan dan
memberikan banyak kemudahan baik bagi pendidik ataupun peserta didik. Namun
dalam pemanfaatannya diperlukan juga kebijakan dan kemampuan dari pendidik
untuk memahami, menggunakan dan mengoprasikan segala fitur yang ada pada
PowerPoint secara optimal sehingga mempercepat tercapainya tujuan pembelajaran.
[1] Miftahul
A’la. Quantum Learning. (Yogyakarta:
Diva Press, 2010), hlm. 176-177
[2] Jack
Febrian. Pengantar Komputer dan Teknologi
Informasi. (Bandung: Informatika. 2004), hlm. 30.
[3]Harianto. Pengembangan Media. (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 1997), hlm. 12.
[5]Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran. (Jakarta:
KencanaPrenada Media Group.2006), hlm. 41
[6]Ahmad
Rohan.Media
Instructional Educatif.(Jakarta: Rineka Cipta. 1997), hlm. 12
[8]Adie E. Yusuf. Pemanfaatan
ICT Dalam Pendidikan : Kebijakan dan Standarisasi Mutu. 2010.
[9]Yudhistira Nurnugroho. Pemanfaatan
Tekno!ogi lnformasi dan Komunikasi Dalam Pendidikan Sebagai Upaya Peningkatan
Daya Saing Bangsa. (Jakarta: Universitas Gunadarma. 2010), hlm 32
[12]Nana
Sudjana.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.(Bandung: Remaja Rosdakarya.
2006), hlm. 34
[13]k
Tidak ada komentar:
Posting Komentar