Sabtu, 06 Agustus 2016

ORIENTASI BARU PENGAJARAN BAHASA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING)

A.  PENDAHULUAN

Salah satu permasalahan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan disekolah-sekolah pada umumnya terkait dengan model pengajaran yang digunakan guru dikelas. Setiap model pengajaran yang digunakan haruslah efektif, artinya melalui model tersebut tujuan pembelajaran dan pengajaran yang telah direncanakan dapat tercapai secara optimal. Sebuh model pengajaran dapat memberikan hasil yang optimal, jika pengaplikasiannya mempertimbangkan beberapa faktor terkait, yang  meliputi faktor siswa, bahan ajar, dan tingkat kesulitan bahan ajar yang digunakan.

Pembelajaran tidak hanya menekankan sebatas konsep dan teori saja, tetapi harus disertai dengan pengaplikasiannya.[1] Artinya seorang guru dituntut tidak hanya mampu menyampikan materi pembelajaran dengan baik tetapi juga mampu memaksimalkan kemampuan siswa secara aplikatif, berdasarkan konsep pembelajaran yang sudah diberikan. Pengenalan tentang konsep tentu sangat diperlukan dalam proses pembelajaran sebagai dasar pijakan dalam memulai pengembangan dalam proses pembelajaran, tetapi akan lebih baik menurut pandangan penulis jika proses pembelajaran juga menuntut siswa aktif untuk mengoptimalkan kemampuan yang ada disetiap siswa, terkhusus dalam pembelajaran bahasa.

Model pembelajaran yang sering digunakan saat ini banyak mengarah hanya kesatu arah saja, sehingga hal ini akan membuat siswa cenderung hanya memfungsikan indra penglihatan dan pendengaran saja. Pembelajaran yang lebih ke arah orientasi siswa dan tidak berpatokan dengan guru sebagai satu-satunya sumber belajar juga harus diterapkan. Dalam  hal ini dibutuhkan kerjasama yang baik antara guru dan siswa.  Tuntutan sebagai guru harus menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan kondisi di atas, maka penulis mencoba memberikan pandangan yang dituangkan dalam artikel ini dengan mengkaji secara teoretis terkait tentang orientasi baru pengajaran bahasa melalui penerapan pembelajaran koopertaif (cooperative learning), dimana penulis menyadari bahwa setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, termasuk dari segi penerapan model pembelajaran kooperatif ini. Akan tetapi penulis berpandangan bahwa jika dalam proses pembelajaran khususnya bahasa, dimulai dengan hanya menggunkan model pengajaran langsung atau yang biasa disebut model demonstrasi (ceramah) yang lebih berpusat dalam penyampaian materi oleh guru, kemudian tidak dilanjutkan dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa berdasarkan konsep materi yang sudah disampaikan seperti mengunakan model pembelajaran kooperatif, akan cendrung tidak efektif dibanding jika guru memberikan porsi lebih kepada siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran.


B.  PEMBAHASAN
Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivis.[2] Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan teman. Siswa secara rutin berkerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok teman sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif. Ide utama dari pembelajaran kooperatif[3] yaitu bahwa siswa berkerja sama untuk belajar dan bertanggung jawab atas kesuksesan kelompok yang hanya dapat dicapai jika semua anggota kelompok mencapai tujuan atau penguasaan materi. Sebelumnya siswa harus diberi penjelasan atau diberi pelatihan tentang bagaimana dapat bekerja sama yang baik dalam hal:
Ø  Bagaimana menjadi pendengar yang baik
Ø  Bagaimana memberi penjelasan yang baik
Ø  Bagaimana cara mengajukan pertanyaan dengan benar dan lain-lainnya.

Pembelajaran kooperatif akan lebih efektif penggunanya dalam lingkup pembelajaran bahasa, terutama pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Inggris. Kita tahu dalam proses pembelajaran bahasa ada empat bentuk kemampuan yang harus dikuasai siswa, empat kemampuan tersebut meliputi mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Keempat bentuk kemampuan ini tidak akan dipelajari secara optimal jika guru hanya berfokus pada model pembelajaran ceramah saja, dan hanya menjadi pusat pembelajaran dan tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembalajaran. Berbeda jika peran guru dalam pembelajaran cooperative learning, dimana guru hanya sebagai fasilitator, moderator, organisator dan mediator. Kondisi tersebut berakibat pada peran dan fungsi siswa yang terlihat, keterlibatan semua siswa akan dapat memberikan suasana aktif dan pembelajaran terkesan demokratis, dan masing-masing siswa punya peran serta akan memberikan pengalaman belajarnya kepada siswa lain, khususnya dalam pembelajaran bahasa.
Para ahli telah menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan, baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang berkerja bersama menyelesaikan tugas akademik. Pembalajaran kooperatif juga mempunyai efek yang berarti terhadap penerimaan yang luas terhadap keragaman ras, budaya dan agama, strata sosial, kemampuan, dan ketidakmampuan, yang semua itu menjadi bagian dari tujuan pembelajaran kooperatif[4].
Proses demokratis dan peran aktif merupakan ciri yang khas dari lingkungan pembelajaran kooperatif. Dalam pembentukan kelompok, guru menerapka struktur tingkat tinggi, dan guru juga mendefinisikan semua prosedur. Meskipun demikian, guru tidak dibernarkan mengelola tingkah laku siswa dalam kelompok secara ketat, dan siswa memiliki ruang dan peluang untuk secara bebas mengendalikan ativitas di dalam kelompoknya. Selain itu, pembelajaran kooperatif menjadi sangat efektif jika materi pembelajaran tersedia lengkap dikelas, ruang guru, perpustakan, ataupun di pusat media.

Pembelajaran kooperatif sangat memerlukan kerja sama antar-siswa dan saling ketergantungan dalam struktur pencapian tugas, tujuan, dan penghargaan. Keberhasilan pembelajaran ini tergantung dari keberhasilan masing-masing individu dalam kelompok, di mana keberhasilan tersebut sangat berarti untuk mencapai suatu tujuan yang positif dalam belajar kelompok. Penulis berpandangan bahwa perlu adanya perubahan paradigma pemikiran bahwa guru bukan lagi sebagai sumber utama dalam proses pembelajaran, akan tetapi guru hanya mitra dan pembimbing proses pembelajaran. Yang harus mendapatkan porsi lebih banyak dalam proses pembelajaran hanya terfokus pada siswa, sehingga pentingnya pemahaman akan model pengajaran baru yang lebih menitikberatkan kepada aktivitas dari siswa dari pada guru. Hal tersebut merupakan bagian dari orientasi baru dalam pengajaran bahasa yang coba merubah fokus pembelajaran dari guru kesiswa.



C.  SIMPULAN  
Model pembalajaran bisa diartikan sebagai salah satu kunci keberhasilan pengajaran, khususnya dalam pengajaran bahasa. Jika model yang digunakan dalam proses belajar mengajar tidak tepat maka tujuan pembelajaran tidak akan sesuai dengan harapan. Selain itu model pembelajaran tidak hanya diharapkan dapat menyampaikan materi pengajaran bahasa dengan baik, tetapi model juga harus mampu menjadi fasilitator pengembangan bahasa dari potensi siswa itu sendiri, karena keterampilan berbahasa tidak akan bisa dikuasai jika siswa hanya diajakan pada fokus mendengar dan melihat saja, tanpa melatih kemampuan dari indra penting lainnya. Ini diartikan bahwa peran dari model pembelajaran yang menuntut siswa aktif dibutuhkan bagi pengajaran bahasa salah satunya adalah model pembalajaran kooperatif.



DAFTAR PUSTAKA


Ibnu B, Trianto. Mendesain Model Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia Group, 2013.
Ibrahim, Rahchmadiarti. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Univesity Press. 2000.
Santoso singgih. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Belajar
          Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siwa Kelas SMA Negeri 1 Purwantoro Wonogiri, Jawa Tengah. 2013, jurnal, volume 5 nomor 1, diunduh 8 Februari 2016.




[1] Santoso singgih, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Belajar Terhadap  Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siwa Kelas SMA Negeri 1 Purwantoro Wonogiri, Jawa Tengah. 2013, jurnal, volume 5 nomor 1, diunduh 8 Februari 2016.
[2] Trianto Ibnu B. Mendesain Model Pembelajaran. (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), h. 108
[3] Tujuan pokok belajar kooperatif ialah memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun kelompok. Trianto Ibnu B. Mendesain Model Pembelajaran. (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), h. 109
[4] Tujuan pembelajaran kooperatif mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Rahchmadiarti Ibrahim. Pembelajaran Kooperatif. (Surabaya: Univesity Press. 2000), h. 7.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar