Rabu, 28 Oktober 2015

LOWER THAN THE ANGELS



Makalah ini membahas salah satu bab yang berjudul Lower than the Angels dalam buku The Ascent of Man, buku karya Bronowski yang diterbitkan tahun 1973. Secara umum bab ini mengungkapkan perbedaan manusia dan binatang. Perbedaan tersebut menurut penulis menjadikan manusia memiliki status sedikit lebih rendah dari malaikat.

A.  Perbedaan antara Manusia dan Binatang
Bronowski (1973) menyatakan bahwa manusia adalah binatang yang unik. Keunikannya terletak pada tubuh dan otaknya. Jika binatang pada umumnya mencari tempat tinggal yang sesuai dengan pola hidupnya, sedangkan manusia membuat tempat tinggal agar sesuai dengan pola hidupnya. Contoh yang dipaparkan oleh Bronowski adalah ikan Grunion. Ikan jenis ini adalah ikan lokal yang ada di California. Ketika bertelur ikan betina akan pergi ke  pantai kemudian menguburkan telurnya di dalam pasir. Persamaan dengan proses tersebut, ikan jantan akan mengawasi tempat bertelur tersebut dengan mengelilinginya. Ikan ini tergantung pada bulan purnama agar telurnya bisa menetas. Setelah telurnya menetas, induk akan membawa anak-anaknya kembali ke lautan.
Berbeda dengan binatang, manusia tidak tergantung pada kondisi lingkungan. Manusia memiliki kemampun berimajinasi, emosi, dan ketangguhan. Kemampuan-kemampuan tersebut membuat manusia tidak hanya menerima apa yang alam berikan, tetapi merubahnya. Kemampuan demikian yang berlangsung dari masa ke masa disebut evolusi budaya. Bronowski menyebut tahapan budaya tersebut The Ascent of Man, kemajuan manusia.
Kemampuan-kemampuan yang membedakan manusia dengan binatang tersebut terlihat dalam kemampuannya membuat perencanaan-perencanaan, melakukan pembaruan, dan mengahasilkan temuan-temuan baru dengan cara mengkombinasikan kemampuan-kemampuan tersebut. Semakin tinggi kemampuan mengkombinasikan kemampuan-kemampuan tersebut semakin bagus temuan-temuan yang dihasilkan. Jadi, jika disuatu masa atau budaya ditemukan temuan-temuan yang menakjubkan, hal itu menunjukkan semakin tingginya kemajuan teknik ilmu pengetahuan dan seni.

B.  Awal Mula Manusia Menjadi “Manusia”
Tahapan manusia menjadi “manusia” menurut Bronowski dijelaskan oleh Darwin dalam bukunya The Origin of Species tahun 1859 dan The Design of Man tahun 1871. Dimulai ketika ditemukannya jasad makhluk seperti manusia dan hewan yang hidup di masa yang sama. Setelah dua juta tahun, jasad yang seperti manusia mengalami perubahan di bagian kerangka yang mengalami perkembangan, sedangkan perubahan yang terjadi pada jasad binatang hanya sedikit.
Evolusi manusia dimulai ketika iklim di Afrika berubah menjadi kering. Danau-danau mengering dan hutan-hutan menjadi padang rumput. Hal ini justru membuat manusia berkembang untuk menyesuaikan dengan kondisi. Untuk pertama kalinya nenek moyang manusia menapakkan kaki dan berjalan yang mana kakinya sama dengan kaki manusia zaman sekarang.
Sekitar tahun 1920-an, ditemukan sejumlah fosil tengkorak di Afrika bagian selatan. Tengkorak-tengkorak tersebut memiliki struktur kepala seperti manusia. Salah satu tengkorak ditemukan di Taung oleh Raymond Dart. Diketahui ada bagian yang hilang pada tengkorak tersebut. Namun ada dua hal yang menunjukkan bahwa itu adalah tengkorak anak kecil. Pertama, lubang di tengkorak itu menghadap ke atas. Kedua, gigi-giginya kecil dan kotak yang menandakan itu adalah gigi susu. Dari gigi tersebut dimungkinkan bahwa tengkorak tersebut adalah pemakan daging. Dimungkinkan pula, dia membuat dan menggunakan alat-alat berburu. Dart menyebutnya Australopithecus. Bronowski meyakini bahwa anak tersebut adalah awal mula manusia.
Bronowski menyatakan bahwa bayi manusia terbuat dari kepingan binatang dan malaikat. Contohnya bayi menendang dengan refleks ketika di dalam rahim, begitu juga dengan binatang. Sebelum usia sebelas bulan, bayi mulai merangkak. Sebelum empat belas bulan dia mulai berdiri dan saat itulah dia menjadi manusia. Setiap manusia akan kembali pada sisi binatangnya dalam beberapa hal: manusia akan menjadi dingin dan kesepian ketika terputus dari rantai tersebut.

C.  Evolusi Manusia
Evolusi manusia terjadi sekitar 50 juta tahun teridentifikasi ada 7 tahapan evolusi yang penting.
1.      Lemur
Ditemukan di daerah Paris. Tengkorak ini memiliki gigi lebih dari 32 dimana manusia dan kebanyakan primate memilikinya juga. Lemur bisa dikatakan sebagai awal mula manusia terbentuk. Dari bentuk kerangkanya diketahui bahwa Lemur memiliki jari, bukan cakar. Memiliki jempol dan  memiliki dua bentuk tengkorak yang menandai permulaan dari manusia. Hidungnya pendek,  matanya besar dan lebar. Itu menandakan Lemur memiliki  alat indra penciuman dan penglihatan yang berbeda. Rongga matanya menyamping dari tengkorak. Hal tersebut merupakan pertanda kecil dari perkembangan evolusi terhadap struktur yang lebih mendekati wajah manusia zaman sekarang.
2.      Aegyptopithecus
Dua puluh juta tahun berikutnya ditemukan fosil tengkorak di Fayum, Mesir, yang dinamai Aegyptopithecus. Aegyptopithecus memiliki hidung yang lebih pendek dari Lemur, giginya seperti gigi kera, dan lebih besar, dan tinggal di atas pohon. Kemudian nenek moyang kera dan manusia hidup di tanah.
3.      Proconsul/ Dryopithecus
Proconsul ditemukan sepuluh juta tahun berikutnya. Disebutkan bahwa Proconsul adalah nenek moyang simpanse terkenal di kebun binatang London. Otaknya lebih besar, matanya yang keseluruhan menonjol kedepan. Giginya menunjukkan pada kita bahwa Proconsul adalah seekor kera, karena alur dari rahangnya terkunci oleh gigi taring yang besar, hal ini menunjukkan Proconsul tidak seperti manusia.
4.      Ramapithecus
Ramapithecus ditemukan di Kenya dan di India, giginya cenderung mendekati seperti manusia, sudah tidak memiliki gigi taring besar dan wajahnya lebih rata.
5.      Masa Kekosongan
Pada masa ini sekitar 5 atau 10 juta tahun tidak ditemukan fosil.
6.      Australopithecus Robustus
Australopithecus Robustus disebut sebagai sepupunya manusia. Ditemukan sekitar 5 juta tahun berikutnya. Australopithecus Robustus adalah vegetarian, diketahui dari gigiya yang terkunci pasir yang menandakan Australopithecus Robustus memakan akar. Australopithecus Robustus sudah nampak seperti manusia.
7.      Australopithecus Africanus
Australopithecus Africanus terlihat pada rahangnya dan kemungkinan adalah pemakan daging. Australopithecus africanus disebut-sebut sebagai “link yang hilang”. Australopithecus africanus satu dari fosil tengkorak yang ditemukan di Sterkfontein di Transvaal dan tempat lainnya di Afrika, perkembangan atau pertumbuhan total wanita. Bronowski menyatakan bahwa bayi taung akan tumbuh seperti Australopithecus Africanus: berdiri tegak, berjalan, dan memiliki otak yang besar.
D.  Evolusi Teknologi, Sosial, dan Budaya
Tiga aspek evolusi tersebut saling berkaitan. Manusia dengan kemampuannya agar bisa bertahan hidup menghadapi berbagai macam perubahan lingkungan menciptakan alat-alat yang disebut teknologi. Demi memenuhi kebutuhannya, manusia bekerja sama dengan yang lain. Oleh karena itu, baik teknologi maupun hubungan sosial adalah hasil kreasi manusia yang disebut sebagai kebudayaan. Baik evolusi teknologi, sosial, dan budaya terjadi seiring dengan perkembangan evolusi manusia.
Pada awalnya makhluk seperti manusia memenuhi kebutuhan makanannya dengan cara menikmati apa yang disediakan oleh alam. Mereka memakan dedaunan ketika alam memberikan pohon dan tumbuh-tumbuhan. Jadilah mereka sebagai vegetarian. Begitu persediaan tumbuhan berkurang, manusia mulai berpikir untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara berburu, kemudian terciptalah alat-alat untuk berburu, seperti batu asah, tombak, alat pemotong, dan lain-lain. Seiring perkembangan otak manusia, kualitas alat perburuan semakin tinggi. Diketahui otak Neanderthal man yang ditemukan di Jerman adalah pemilik otak yang besar, sebesar otak manusia di zaman modern. Dimungkinkan Neanderthal man memiliki garis langsung kepada kita, Homo Sapiens.
Untuk berburu manusia melakukan perencanaan dan organisasi, sehingga terciptalah hubungan sosial. Ketika manusia mulai berpikir bahwa populasi berkurang karena perburuan, maka manusia melakukan migrasi dengan cara mengikuti hewan buruan pergi sebagai stok makanan mereka. Mereka pergi ke Afrika Selatan sekitar satu juta tahun yang lalu, pergi ke Jawa sekitar tujuh ratus tahun yang lalu, dan ke Cina sekitar empat ratus tahun yang lalu.
Ketika iklim berubah menjadi es manusi Peking, Homo Erectus (yang ditemukan di Cina) menempati gua-gua kemudian untuk menghangatkan tubuhnya mereka mampu membuat api pertama kalinya. Bahkan di gua-gua tersebut mereka menuliskan imajinasi-imajinasnya terkait kehidupan dan perburuannya.
Jadi, manusia berbeda dengan binatang. Perbedaannya ada pada tubuh dan otaknya. Manusia setelah mampu memahami dirinya dan alam, manusia akan berpikir dan berkreasi untuk melakukan perencanaan-perencanaan dan pembaruan-pembaruan dan mengasilkan temuan-temuan untuk dapat bertahan hidup diberbagai macam lingkungan. Kemampuan mengimajinasikan apa yang akan terjadi dan mengantisipasi hal-hal buruk terjadi oleh Bronowski disebut sebagai The Power Anticipation. The Power Anticipation inilah yang mencirikan manusia.
E.  Kritik dan Analisa terhadap Materi Pembahasan
Ada beberapa poin analisa dalam pembahasan materi di atas. Pertama, istilah manusia sebagai binatang. Kedua, penemuan jasad seperti manusia. Dan ketiga, manusia lebih rendah dari malaikat.
Untuk menyeimbangkan posisi antara harus berpijak seutuhnya pada kebenaran ilmiah atau tidak sama sekali berpijak pada kebenaran ilmiah diperlukan kebijaksanaan dalam menanggapinya. Suriasumantri (1999) menyarankan bahwa kita harus berada pada posisi tengah artinya, kita harus menyadari bahwa ilmu memang memberikan kebenaran. Namun, ilmu bukanlah satu-satunya kebenaran dalam hidup kita. Ada berbagai sumber kebenaran lain yang memperkaya khazanah kehidupan kita. Kebenaran-kebenaran tersebut akan membawa manfaat jika diletakkan pada tempatnya.
Untuk menyeimbangkan posisi tersebut, makalah ini menggunakan kebenaran yang datang dari Tuhan, agama Islam yakni dengan menggunakan Alquran. Hal ini dikarenakan Darwin tahun 2015 menyatakan bahwa banyak naturalis berpikir bahwa hal yang terkait dengan sistem alam adalah rencana Tuhan.
1.      Istilah manusia sebagai binatang
Dalam pembahasan di atas manusia disimpulkan sebagai binatang yang memiliki kelebihan tertentu. Dalam pandangan Islam, manusia dan binatang berbeda. Sebuah Hadist Nabawi menjelaskan tafsiran beberapa surat tentang penciptaan langit dan bumi dalam enam masa seperti surat Al-A’raf: 54, Yunus: 3, Hud: 7, dan Al-Hadid: 4 menyatakan bahwa Allah menciptakan binatang pada hari kamis dan menciptakan Adam pada hari kamis setelah waktu Ashar (Alqur’anulkarim, 2012). Dengan demikian, kebenaran ilmiah dan kebenaran agama Islam tetang asal mula manusia dan binatang berbeda.
2.      Penemuan jasad seperti manusia
Dalam pembahasan di atas yang ditemukan di Afrika adalah jasad seperti manusia, bukan manusia (Bronowski: 26). Kemudian, dikatakan berikutnya dalam proses evolusi bahwa Aegyptopithecus adalah nenek moyang kera dan manusia (Bronowski: 37). Dalam pandangan Islam yang dijelaskan pada tafsir Ibnu Kasir terkait surat Azzumar: 6 tertulis, “Tuhan kamu yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya, yang menciptakan kamu dan nenek moyangmu”. Ini berarti bahwa nenek moyang manusia adlah manusia pula, yakni Adam karena dalam surat tersebut berisi, “Dia menciptakan kamu dari  diri yang satu (Adam) kemudian darinya Dia jadikan pasangannya....”
3.      Manusia lebih rendah dari malaikat
Judul pemabahasan materi di atas “Manusia lebih rendah dari malaikat”. Di dalam Islam, dalam surat Al-Baqarah: 30-34 menunjukkan bahwa manusia lebih tinggi dari malaikat berdasarkan kemampuan akal manusia. Oleh karena itu, dalam surat terebut malaikat diperintahkan untuk sujud kepada Adam sebagai manusia.
30. Dan (ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikah khalifah15 di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan mensucikannama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” 31. Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Kunama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!” 32. Mereka menjawab, “Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh Engkau Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana. 33. Dia (Allah) berfirman,”Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu!” setelah dia (Adam) menyebutkan nama-namanya, Dia berfirman, “Bukankah telah Aku katakan kepadamu bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan Aku menegtahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan. 34. Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka mereka pun sujud... (hlm 9).

            Jika Bronowski memandang manusia lebih rendah dari malaikat dimungkinkan Bronowski berangkat dari pandangan Kristen karena dalam kitab Injil Hebrews 2:7 tertulis “You have made him for a little while lower than the angels....” (biblehub.com, diakses tanggal 30 September 2015). Hal itu dikarenakan gambaran malaikat dalam agama Kristen yang dipaparkan oleh revtrev.com (diakses tanggal 30 September 2015) berbeda dengan gambaran malaikat dalam agama Islam seperti yang dipaparkan oleh website Social Net Blog (diakses tanggal 30 September 2015).
Daftar Pustaka
Al-Qur’anulkarim. 2012. Amazing: 33 Tuntunan Al-Qur’an untuk Hidup Anda. Bandung: Cordoba Internasional Indonesia.

Biblehub.com. 2015. Hebrews 2:7. http://biblehub.com/hebrews/2-7.htm, diakses 30 September 2015.
Bronowski, J. 1973. The Acsent of Man. London: BBC Publications.

Darwin, C. 2015. The Origin of Species (Diterjemahkan oleh Ira Tri Onggo).Yogyakarta: Penerbit Indoliterasi.
Retrev.com. 2015. Here are 20 Characteristics of Angels I See in Scripture. http://revtrev.com/god-talk/angels-20-characteristics-of-angels-i-see-in-scripture/, diakses 30 September 2015.
Social Net Blog. 2015. Ciri dan Wujud Malaikat. http://masshar2000.com/2014/05/23/ciri-dan-wujud-malaikat/, diakses 30 September 2015.
Suriasumantri, J.S. 1999. Ilmu dalam Perspektif: Sebuah Kumpulan Karangan tentang Hakekat Ilmu. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.



 












Tidak ada komentar:

Posting Komentar