I PENDAHULUAN
Didalam
proses pembelajaran dan penelitian pasti akan mengunakan sebuah ilmu sebagai
landasan dalam melakukan tindakan penelitian, tidak terlepas juga dalam proses pembelajaran
dan penelitian bahasa. Dimana posisi linguistik sebagai ilmu bahasa memiliki
kaitan erat dengan pembelajaran dan penelitian bahasa.Linguistik secara umum
dapat diartikansebagai
ilmu dimana dalam pengkajiannya mengambil bahasa sebagai objeknya, atau secara
praktis diartikan ilmu bahasa (Chaer 2007:1[i],
Alek dan Ahmad 2009[ii]).Makalah
ini akan membahas keterkaitan ilmu bahasa (linguistik) dengan proses
pembelajaran dan penelitian bahasa.
II PEMBAHASAN
Manusia
sebagai mahluk hidup diberkahi bahasa yang sempurna dibandingkan dengan mahluk
yang lainnya, ini disebabkan struktur otak manusia dan mahluk hidup lainnya yang
berbeda (Suriasumantri
2009:173[iii], Dardjowidjojo,
2005:203[iv]),
sehingga manusia dapat menggunakan bahasa secara baik didalam kehidupannya.
Bahasa manusia memilikikeberagaman
baik dalam peran, fungsi dan karakteristiknya.
Peran
dan fungsi bahasa manusia sangat beragam,namun itu semua tidak bisa terlepas
akan fungsi utamanya sebagai alat komunikasi verbal, atau juga dapat berfungsi
secara simbolik dan interaktif (Suriasumantri 2009:177[v],
Evan dan Green 2006:6[vi],
Morris 2007:18[vii]).
Karakteristik
bahasa manusia sangat dipengaruhi oleh keberagaman peran dan fungsi bahasa itu
sendiri, sehingga saling memiliki keterkaitan antara keduanya. Karakteristik
bahasa cendrung memiliki banyak variatifnya, antara lain bahasa berupa lambang
bunyi, arbitrer dan memiliki makna (Achmad, 2012:6-9[viii], Suriasumantri 2009:175[ix]).
Linguistik
sebagai ilmu bahasa akan mengkaji lebih dalam tentang bahasa baik dari segi
peran, fungsi dan karakteristik dari bahasa manusia. Sehingga linguistik atau
ilmu bahasa sendirimemiliki kaitan dalam proses pembelajaran dalam mendapat
pengetahuan tentang bahasa.
Linguistik
atau ilmu bahasa adalah disiplin ilmu yang mempelajari bahasa secara luas dan
umum. Secara luas berarti cakupannya meliputi semua aspek dan komponen bahasa.
Secara umum berarti sasarannya tidak hanya terbatas pada salah satu bahasa
saja. (misal bahasa Indonesia saja), akan tetapi semua bahasa yang ada di
dunia.
A.
Lingusitik untuk pembelajaran
Linguistik seperti yang kita sudah
pahami merupakan ilmu yang memelajari bahasa sebagai fokus kajiannya. Dalam
kajian linguistik, terdapat beberapa cakupan bidang ilmu linguistik yang
berkaitan erat dalam proses pembelajaran bahasa. Cakupan linguistik merupakan
ruang lingkup ilmu yang dibahas oleh linguistik. Secara
garis besar cakupan linguistik meliputi dua lingkup, yaitu lingkup
mikrolinguistik dan lingkup makrolinguistik.Objekkajian mikrolinguistik adalah
struktur internal bahasa itu sendiri, meliputi struktur fonologi, morfologi,
sintaksis dan semantik. Dan objek kajian makrolinguistik berhubungan dengan
faktor-faktor diluar bahasa meliputi sosiolinguistik, psikolinguistik,
antropolinguistik dan neurolinguistik.
a.
Mikrolinguistik
Fonologi
merupakan ilmu linguistik yang mempelajari dan menganalisis pola bunyi bahasa,
struktur bunyi, dan aturan-aturan dalam bahasa. Dimana fonologi memberikan
pengetahuan dalam penganalisa tentang unsur bunyi dalam bahasa sehingga dapat
memiliki makna dan dapat dipahami dalam proses komunikasi (Alek dan Ahmad
2010:46[x], Verhaar
2010:10[xi], Odden, 2005:2[xii],
Fromkin et.al, 2011:227[xiii])
Morfologi merupakan
ilmu linguistik yang mempelajari bentuk dan struktur internal kata tentang
bentuk kata, klausa dan kalimat dan dapat memiliki makna dalam bahasa (Alek dan Ahmad
2010:57-58[xiv], Verhaar, 2010:11[xv],
Malmkjaer, 1991:442[xvi]).
Sintaksis merupakan
ilmu linguistik yang mempelajari susunan kata dalam kalimat yang sesuai dan
bermakna dengan aturan atau kaidah yang berlaku dalam bahasa (Verhaar ,2010:10[xvii],
Fromkin et.al., 2011:78[xviii], Malmkjaer,
1991:422[xix]).
Semantik merupakan ilmu linguistik
yang mempelajari makna atau arti yang terdapat dalam sebuah bahasa, tidak hanya
mempelajari hanya terbatas makna tetapi juga tata bahasa dan unsur-unsur semantik yang mewakili makna
yang bervariatif. Semantik secara umum terbagi menjadi semantik gramatikal dan
semantik leksikal. (Richard & Smith, 2002:520[xx], Fromkin et.al., 2011:140[xxi],
Verhaar, 2010:14[xxii],
Verhaar, 2010:387[xxiii]).
b.
Makrolinguistik
Sosiolinguistikadalahkajianbudaya yang dilihatdarisegibahasa yang digunakandidalammasyarakat.Dalamhalinibahasaberhubunganeratdenganmasyarakatsuatuwilayahsebagaisubyekataupelakuberbahasasebagaialatkomunikasidaninteraksiantarakelompok
yang satudengan yang lain contohnyapercakapan, ujaran-ujarandalamhubungan
interpersonal dalamsetiapkejadian di
dalamsuatumasyarakatmisalnyadilihatberdasarkan strata sosial, pendidikan,
jabatan, jeniskelamin, atausukuetnikasli yang tinggaldisuatudaerah (Richard and
Smith, 537: 2002[xxiv]).
Psikolinguistik
adalah ilmu yang memepelajari hubungan antara bahasa dengan perilaku dan akal
budi manusia serta bagaimana seseorang memperoleh bahasa. Psikolinguistik
mencoba mengurai proses-proses psikologi yang berlangsung jika seseorang
mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarnay pada waktu berkomunikasi dan
bagaimana kemampuan bahasa diperoleh manusia. Tujun utama psikolinguistik
adalah menemkan strukur dan proses yang melandasi kemampuan manusia untuk
berbicara dan memahami bahasa ( Hilgert, 1992; 12[xxv],
Hatch, 2002;19[xxvi],
Dardjowidjojo,2003: 7[xxvii]).
Antropolinguisstik
adalah salah satu cabang linguistik yang menelaah hubungan atara bahasa dan
budaya terutama untuk mengamati bagaimana bahasa itu digunakan sehari – hari
sebaga ialat dalam tindakan bermasyarakat. Antropolog juga menelaah bahasa
bukan hanya dari struturnya semata tapi lebihh pada fungsi dan pemakaiannya
dalam konteks situasi sosial budaya. (Hatc,2002:234[xxviii],
Hilgert, 1992: 192[xxix]).
Neurolinguistik
merupakan kajian yang berupaya memahami kerja otak untuk memproses kegiatan
berbahasa ebagaimana psikolinguistik, hanya saja fokusnya berbeda. Jika
psikolinguitik fokus pada pemerolehan bahasa serta mencoba memahami perspektif
proses komprehhensif atau produksi bahasa yang terjadi diotak manusia,
neurolinguistik berfoks pada upaya untuk membuat sebuah model neural program
yang merupakan rekonstruksi kerja otak dalam memproses kegiatan bicara,
mendengar, membaca, menulis dan berbahasa isyarat (Chaer, 2012:5[xxx],
Hatc 2002:53[xxxi]).
Dalam
penjelasan persub bagian dari linguistik makro dan mikro ternyata keduanya
saling memiliki keterkaitan dalam proses pembelajaran dan penerapadidalamnya,
yaitu pada proses dasar pada mikrolinguistik dan penerapan secara umum di
makrolinguistik. Selain itu, dilihat berdasarakan tujuan pemebalajaran
linguistik terbagi atas dua sub bagian yaitu lingusitik teoretis dan linguistik
terapan. Jika linguistik teoretis dapat didefinisikan bahwa linguistik teoretis
adalah proses pembelajaran linguistik yang terbatas hanya pada pengkajian
teori-teori (Chaer, 2009:4[xxxii];
Chaer, 2012:17[xxxiii])
dan pemahaman tentang kaidah-kaidah bahasa manusia yang terdiri dari beberapa
bagian dari linguistik teoretis seperti fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik (Kridalaksana, 2008[xxxiv]).
Sedangkan linguistik terapan definisikan cendrung berbeda dengan linguistik
teoretis jika linguistik teoretis hanya mengkaji terbatas hanya pada pemahaman
teori saja, namun lingustik terapan lebih
keproses penerapan linguistik secara langsung didalam kehidupan manusia
baik dari segi psikologis, sosial dan
linguistik antropologi, diantaranya dalam proses belajar mengajar,
pemecahan masalah yang berhubungan dengan kehidupan manusia (Chaer, 2009:4[xxxv];
Chaer, 2012:17[xxxvi])
B.
Linguistik untuk
penelitian bahasa
Linguistik
sebagai ilmu bahasa bisa menjadi dasar dalam melakukan proses penenlitian
khususnya penelitian bahasa. Baik dalam memilih objek kajian meliputi struktur
dalam dari bahasa (mikrolinguistik) maupun secara penggunaan bahasa dalam
masyarakat (makrolinguistik). Dalam penelitian bahasa yang menjadi objek
kajiannya adalah bahasa itu sendiri dan dapat dianalisis dengan menguanakn
metode penelitian kualitatif ataupun
kuantittif (Syamsudin dan Damaianti 2007: 14[xxxvii]).
Langkah-langkah
didalam melakukan penelitian meliputi pemilihan masalah yang akan menjadi objek
kajian penelitian, penemuan masalah dalam penelitian, penentuan pola
penelitian, pengumpulan data, analisis data, penarikan hipotesis, dan pemberian
kesimpulan hasil penelitian (Sugiyono
2010: 49[xxxviii], Creswell 2012: 57[xxxix]).
III SIMPULAN
Linguistik
adalah sebuah ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Linguistik
sendiri terbagi atas dua cakupan pembelajaran meliputi, mikrolinguistik dan
makrolinguistik. Dimana masing-masing cakupan memiliki tujuan yang berbeda,
mikrolinguistik mempelajari hanya terbatas pada struktur internal bahasa tanpa
menerapkan ilmu tersebut dalam kehidupan bermasyarakat, sedangkan makro
linguistik mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan dunia luar dan penerapan
bahasa tersebut dikehidupan bermasyarakat.
Linguistik
sebagai ilmu bahasa juga bisa menjadi dasar dalam melakukan penelitian, dimana
yang menjadi objek kajianya adalah bahasa itu sendiri. Dalam melakukan
penelitian, peneliti dapat mengunakan metode penelitian kualitatif atau
kuantitatif tergantung dari masalah apa yang akan menjadi objek penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Alek dan Ahmad.
LinguistikUmum. Jakarta: UIN Jakarta, 2009.
Achmad, HP. Linguistik
Umum. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2012.
Chaer,
Abdul.Linguistik Umum.Jakarta: Rineka
Cipta,2007.
___________.Psikolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta.2009.
___________.
Linguistik Umum. Edisi
revisi.Jakarta: Rineka Cipta. 2012.
Creswell, J.W. Educational Research: Planning, Conducting,
and Evaluating Quantitative and Qualitative Reesearch. New Jersey: Pearson
Education, Inc, 2012.
Dardjowidjojo, Soenjono. Psikolinguistik:
Pengatar Pemahaman Bahasa Manusia.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.2005.
Evan, V., and Green, M. Cognitive Linguistics: An Introduction.
Edinburg: Edinburg University Press. 2006.
Fromkin, V., Rodman,
R., dan Hyams, N. An introduction to
language: international edition. Wadsworth: Cengage Learning.2011.
Harimurti, KridalaksanaKamusLinguistik (ed. EdisiKeempat). Jakarta: GramediaPustakaUtama. ISBN 978-979-22-3570-8. 2008.
Hatch, Pamela. The Handbook of Linguistics. Edited by Aronoff& Rees-Miller.Oxford:
Blackwell Publisher, 2002.
Hilgert, Bern. Reconstructing Grammar. Edited by Spike Gildea. Houston:John Benjamins Publishing Company, 1992.
Malmkjaer, Kristen. The
Linguistics Ecyclopedia. New York: Routledge.1991.
Morris, M. An Introduction to the Philosophy of Language. New York: Cambridge
University Press. 2007.
Odden, David. Introducing Phonology. New York: Cambridge University Press.2005.
Richards,
Jack C., et al Longman Dictionary of
Language Teaching and Applied Linguistics. Great Britain: Pearson Education Limited, 2010.
Sugiyono.MetodePenelitianPendidikan. Bandung:Alfabeta, 2010.
Suriasumantri,
J. S. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar
Populer. Jakarta: Pustaka SinarHarapan.2009.
Syamsuddin&Damaianti.MetodePenelitianPendidikanBahasa.
Bandung: RemajaRosakarya, 2007.
Verhaar, J.W.M. Asas-asas linguistik
umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.2010.
ENDNOTES
[i]Linguistik
adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek
kajian. (Chaer 2007:1)
[ii]Linguistik
adalah sebuah ancangan awal memahami ilmu bahasa. (Alek dan Ahmad 2009)
[iii]Bintang tidak
diberkahi dengan bahasa yang sempurna sebagaimana kita miliki, oleh sebab itu
maka binatang tidak dapat berfikir dengan baik dan mengakumulasikan
pengetahuannya lewat komunikasi seperti kita mengembangkan ilmu. (Suriasumantri
2009:173)
[iv]manusia berbeda
dari binatang karena stuktur dan organisasi otaknya berbeda. (Dardjowidjojo, 2005:203)
[v]Bahasa sebagai
salah satu sarana berpikir ilmiah yang digunakan sebagai alat komunikasi verbal
dan dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah merupkan alat berpikir dan
alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seseorang kepada orang lain.
(Suriasumantri 2009:177)
[vi]Bahasa mempunyai
fungsi simbolik, bahasa digunakan untuk mengepresikan pikiran dan ide (konsep)
dengan menggunakan lambang-lambang yang terdiri dari bentuk-bentuk yang
diucapkan atau ditulis. (Evan dan Green 2006:6)
[vii]Bahasa digunakan
untuk berkomunikasi, untuk mengubah dunia atau membuat sesuatu terjadi, untuk
mempengaruhi orang lain merasakan apa yang kita rasakan, dan untuk menciptakan
frame dari suatu pengalaman. (Morris 2007:18)
[viii]Terdapat
sembilan karakteristik bahasa manusia yaitu:bahasaadalahbunyi,
bahasaitubermakna, bahasaituarbitrer, bahasaitukonvensional,
bahasaituproduktif, bahasaituunik, bahasaitu universal, bahasaitubervariasi,
danbahasaituidentitaskelompoksosial (Achmad,
2012:6-9)
[ix]Bahasa sebagai
alat komunikasi mempunyai dua ciri. Pertama, bahasa dapat dicirikan sebagai
serangkaian bunyi, komunikasi dengan menggunakan bunyi ini dikatakan juga sebagai komunikasi verbal.
Kedua, bahasa merupakan lambang dimana rangkaian bunyi ini membentuk suatu arti
tertentu. (Suriasumantri 2009:175)
[x]Sebaliknya, objek kajian fonemik
adalah fonem, yakni bunyi bahasa yang membedakan makna kata. Dalam fonetik,
misalnya, kita mempelajari bunyi-bunyi /u/ yang berbeda pada kata-kata seperti busur,
buku, dan kuil; atau meneliti perbedaan bunyi /i/ seperti yang
terdapat pada kata-kata isi, indah, dan pasir; membedakan makna
atau tidak. Jika bunyi itu membedakan makna, maka bunyi tersebut kita sebut
fonem, dan jika tidak membedakan makna adalah bukan fonem. Jadi, jelaslah bahwa
fonem adalah bunyi bahasa yang fungsional, yaitu membedakan makna kata. (Alek
dan Ahmad 2010:46)
[xi]Berbeda dengan fonetik, ilmu
fonologi meneliti bunyi bahasa tertentu menurut fungsinya. Misalnya saja, bunyi
[p] —lazimnya bunyi menurut sifat fonetisnya diapit antara kurung persegi—dalam
bahasa inggris dilafalkan dengan menutup kedua bibir lalu melepaskannya
sehingga udara keluar dengan “meletup”.(Verhaar 2010:10)
[xiii]Phonology is the study of how
speech sounds form patterns.
The word phonology refers both to the
linguistic knowledge that speakershave about the sound patterns of their
language and to the description of that knowledge that linguists try to
produce. (Fromkin et.al 2011:227)
[xiv]Morfologi sebagai bagian dan ilmu
kebahasaan, mempelajari struktur intern kata, tata kata atau tata bentuk. (Alek
dan Ahmad 2010:57-58)
[xv]Morfologi adalah cabang ilmu yang
mengenal unsur dasar atau satuan terkecil dalam wilayah pengamatan ilmu bahasa,
yang menyangkut struktur internal kata (the
internal structure of words), seperti kaidah-kaidah kata, frasa, klausa,
dan kalimat (Verhaar,
2010:11)
[xvii]Sintaksis adalah cabang
linguistik yang menyangkut susunan kata-kata didalam kalimat. Sebagai misal
saja, didalam bahasa Indonesia kalimat kami tidak dapat melihat pohon itu,
urutan katanya sudah tentu—tidak mungkin kita tuturkan “kalimat” seperti *Pohon
itu dapat kami tidak melihat (bintang kecil, atau “asterisk”,pada awal
melambangkan tidak “beresnya” “kalimat” seperti itu (Verhaar ,2010:10)
[xviii]Syntax is the part of grammar
that represents a speaker’s knowledge of sentences and their structure
(Fromkin et.al., 2011:78)
[xx]Semantics n
Semantic Adj the study of meaning. There are many different approaches to the
way in which meaning in language is studied. Philosophers, for instance, have
investigated the relation between linguistic expressions, such as the words of
a language, and persons, things and events in the world to which these words
refer (see reference, signs). (Richard&Smith, 520: 2002)
[xxi]Semantics is the study of linguistic
meaning of morphemes, words, phrases, and sentences (Fromkin et.al., 2011:140)
[xxii]Semiotik adalah cabang linguistik
yang membahas arti atau makna tanda bahasa termasuk tata bahasa dan unsur
semantik tertentu yang memiliki makna universal. Selain itu semantik termasuk
tata bahasa juga di dalam sintaksis ada pula unsur semantik tertentu
(Verhaar, 2010:14)
[xxiii]Semantik adalah
cabang linguistik yang meneliti arti atau makna. Seperti sudah dicatat,
semantik itu dibagi menjadi semantik gramatikal dan semantik leksikal. semantik
gramatikal adalah morfem;maksudnya, dalam konteks ini, morfem terikat, seperti
afiks. Sematik leksikal makna didalam kamus (Verhaar, 2010:387)
[xxiv]Sociolinguistics
n sociolinguistic adj
The
study of language in relation to social factors, that is social class,
educational level and type of education, age, sex, ethnic origin, etc.
Linguists differ as to what they include under sociolinguistics. Many would
include the detailed study of interpersonal communication, sometimes called
micro-sociolinguisties, e.g. speech acts, conversation analysis, speech events,
sequencing 1 of utterances, and also those investigations which relate
variation in the language used by a group of people to social factors (see
sociolect).(Richard&Smith, 537: 2002)
[xxv]Psycholinguists study how word
meaning, sentence meaning, and discourse meaning are computed and represented
in the mind. They study how complex words and sentences are composed in speech
and how they are broken down into their constituents in the acts of listening
and reading. In short, psycholinguists seek to understand how language is
done.(Hilgert, 1992; 12)
[xxvi]Psycholinguistics is a field of
study that combines psychology and linguistics. It covers language development.
(Hatch, 2002;19)
[xxvii]Berpendapat
bahwapsikolinguistikadalahstuditentang proses mental-mental
dalampemakaianbahasa.Sebelummenggunakanbahasa,
seorangpemakaibahasaterlebihdahulumemperolehbahasa.(Dardjowidjojo,2003: 7)
[xxviii]Anthropology
linguistics is an interdisciplinary field dedicated to the study of language as
a cultural resource and speaking as a cultural practice.(Hact,2002:234)
[xxix]Anthropology
linguistics explores how language shapes communication, forms social identity
and group membership, organizes large-scale cultural beliefs and develops a
common cultural representation of natural and social worlds.(Hilgert, 1992: 192)
[xxx]Neurolinguistikadalahsalahsatubidangkajianinterdisiplinerdalamilmulinguistikdanilmukedokteran
yang mengkajihubunganantaraotakmanusiadenganbahasa. (Chaer, 2012:5)
[xxxi]The
interdisciplinary study of language processing in the brain, with an emphasis
on the processing of spoken language when certain areas of the brain are
damaged.(Hatc
2002:53)
[xxxii]Kajian teoretis hanya ditujukan
untuk mencari atau menemukan teori-teori linguistik belaka. Hanya untuk membuat
kaidah-kaidah linguistik secara deskriptif. (Chaer,2009:4)
[xxxiii]Linguistik
teoretis berusaha mengadakan penyelidikan terhadap bahasa atau bahasa-bahasa,
atau juga terhadap hubungan bahasa dengan faktor-faktor yang berada diluar
bahasa hanya untuk menemukan kaidah-kaidah yang berlaku dalam objek kajiannya
itu. Jadi, kegiatannya hanya untuk kepentingan teori belaka. (Chaer,2009:4)
[xxxiv]Linguistik teoretis adalah bidang penelitian bahasa (linguistik)
yang dilakukan untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa manusia pada umumnya
(Kridalaksana, 2008). Bidang-bidang yang secara umum dianggap sebagai inti
linguistik teoretis adalah fonologi, morfologi,
sintaksis, dan semantik.
Linguistik teoretis juga terlibat dalam pencarian universal linguistik, yaitu sifat umum yang dimiliki semua bahasa.(Kridalaksana,2008)
[xxxv]Sedangkan kajian terapan
ditujukan untuk menerapkan kaidah-kaidah lingustik dalam kegiatan praktis,
seperti dalam pengajaran bahasa, penerjemahan, penyusunan kamus, dan
sebagainya. (Chaer,2009:4)
[xxxvi]linguistik
terapan berusaha mengadakan penyelidikan terhadap bahasa atau bahasa atau
hubungan bahasa dengan faktor-faktor diluar bahasa untuk kepentingan memecahkan
masalah-masalah praktis yang terdapat didalam masyarakat. Misalnya,
penyelidikan linguistik untuk kepentingan pengajaran bahasa, penyusunanbuku
ajar, penerjemahan buku, penyusunan kamus, pembinaan bahasa nasional,
penelitian sejarah, pemahaman terhadap karya sastra, dan juga penyelesaian
masalah politik. (Chaer,2009:4)
[xxxvii]a systematic process of
collecting and analyzing data that will investigate a research problem or
question, or help researchers obtain a more complete understanding of a
situation. The goal of research is to describe, explain, or predict present or
future phenomena (1) QUANTITATIVE
RESEARCH designs, (2) QUALITATIVE research designs, and (3) MIXED METHODS RESEARCH designs. see also EXPERIMENTAL DESIGN (Syamsudin dan Damaianti
2007: 14).
[xxxviii]Pengujian Instrumen, Pengembangan
Instrumen, Rumusan Masalah, Landasan Teori, Perumusan Hipotesis, Pengumpulan
Data, Analisis Data, Kesimpulan dan Saran.
(Sugiyono
2010: 49)
[xxxix]Identifying
a Research Problem, Reviewing the Literature, Specifying a Purpose and Research
Questions or Hypotheses, Collecting Quantitative Data, Analyzing and
Interpreting Quantitative Data, Collecting Qualitative Data, Analyzing and
Interpreting Qualitative Data, Reporting and Evaluating Research, (Creswell 2012: 57)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar