Minggu, 11 Oktober 2015

LINGUISTIK UNTUK PEMBELAJARAN DAN PENELITIAN BAHASA


 
I PENDAHULUAN

Didalam proses pembelajaran dan penelitian pasti akan mengunakan sebuah ilmu sebagai landasan dalam melakukan tindakan penelitian, tidak terlepas juga dalam proses pembelajaran dan penelitian bahasa. Dimana posisi linguistik sebagai ilmu bahasa memiliki kaitan erat dengan pembelajaran dan penelitian bahasa.Linguistik secara umum dapat diartikansebagai ilmu dimana dalam pengkajiannya mengambil bahasa sebagai objeknya, atau secara praktis diartikan ilmu bahasa (Chaer 2007:1[i], Alek dan Ahmad 2009[ii]).Makalah ini akan membahas keterkaitan ilmu bahasa (linguistik) dengan proses pembelajaran dan penelitian bahasa.


II PEMBAHASAN


Manusia sebagai mahluk hidup diberkahi bahasa yang sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lainnya, ini disebabkan struktur otak manusia dan mahluk hidup lainnya yang berbeda (Suriasumantri 2009:173[iii],  Dardjowidjojo, 2005:203[iv]), sehingga manusia dapat menggunakan bahasa secara baik didalam kehidupannya. Bahasa manusia memilikikeberagaman baik dalam peran, fungsi dan karakteristiknya.

Peran dan fungsi bahasa manusia sangat beragam,namun itu semua tidak bisa terlepas akan fungsi utamanya sebagai alat komunikasi verbal, atau juga dapat berfungsi secara simbolik dan interaktif (Suriasumantri 2009:177[v], Evan dan Green 2006:6[vi], Morris 2007:18[vii]).

Karakteristik bahasa manusia sangat dipengaruhi oleh keberagaman peran dan fungsi bahasa itu sendiri, sehingga saling memiliki keterkaitan antara keduanya. Karakteristik bahasa cendrung memiliki banyak variatifnya, antara lain bahasa berupa lambang bunyi, arbitrer dan memiliki makna (Achmad, 2012:6-9[viii], Suriasumantri 2009:175[ix]).

Linguistik sebagai ilmu bahasa akan mengkaji lebih dalam tentang bahasa baik dari segi peran, fungsi dan karakteristik dari bahasa manusia. Sehingga linguistik atau ilmu bahasa sendirimemiliki kaitan dalam proses pembelajaran dalam mendapat pengetahuan tentang bahasa.

Linguistik atau ilmu bahasa adalah disiplin ilmu yang mempelajari bahasa secara luas dan umum. Secara luas berarti cakupannya meliputi semua aspek dan komponen bahasa. Secara umum berarti sasarannya tidak hanya terbatas pada salah satu bahasa saja. (misal bahasa Indonesia saja), akan tetapi semua bahasa yang ada di dunia.

A.    Lingusitik untuk pembelajaran

Linguistik seperti yang kita sudah pahami merupakan ilmu yang memelajari bahasa sebagai fokus kajiannya. Dalam kajian linguistik, terdapat beberapa cakupan bidang ilmu linguistik yang berkaitan erat dalam proses pembelajaran bahasa. Cakupan linguistik merupakan ruang lingkup ilmu yang dibahas oleh linguistik. Secara garis besar cakupan linguistik meliputi dua lingkup, yaitu lingkup mikrolinguistik dan lingkup makrolinguistik.Objekkajian mikrolinguistik adalah struktur internal bahasa itu sendiri, meliputi struktur fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik. Dan objek kajian makrolinguistik berhubungan dengan faktor-faktor diluar bahasa meliputi sosiolinguistik, psikolinguistik, antropolinguistik dan neurolinguistik.

a.       Mikrolinguistik

Fonologi merupakan ilmu linguistik yang mempelajari dan menganalisis pola bunyi bahasa, struktur bunyi, dan aturan-aturan dalam bahasa. Dimana fonologi memberikan pengetahuan dalam penganalisa tentang unsur bunyi dalam bahasa sehingga dapat memiliki makna dan dapat dipahami dalam proses komunikasi (Alek dan Ahmad 2010:46[x], Verhaar 2010:10[xi], Odden, 2005:2[xii], Fromkin et.al, 2011:227[xiii])

Morfologi merupakan ilmu linguistik yang mempelajari bentuk dan struktur internal kata tentang bentuk kata, klausa dan kalimat dan dapat memiliki makna dalam bahasa (Alek dan Ahmad 2010:57-58[xiv], Verhaar, 2010:11[xv], Malmkjaer, 1991:442[xvi]).

Sintaksis merupakan ilmu linguistik yang mempelajari susunan kata dalam kalimat yang sesuai dan bermakna dengan aturan atau kaidah yang berlaku dalam bahasa (Verhaar ,2010:10[xvii], Fromkin et.al., 2011:78[xviii], Malmkjaer, 1991:422[xix]).
            Semantik merupakan ilmu linguistik yang mempelajari makna atau arti yang terdapat dalam sebuah bahasa, tidak hanya mempelajari hanya terbatas makna tetapi juga tata bahasa  dan unsur-unsur semantik yang mewakili makna yang bervariatif. Semantik secara umum terbagi menjadi semantik gramatikal dan semantik leksikal. (Richard & Smith, 2002:520[xx], Fromkin et.al., 2011:140[xxi], Verhaar, 2010:14[xxii], Verhaar, 2010:387[xxiii]).
b.      Makrolinguistik
Sosiolinguistikadalahkajianbudaya yang dilihatdarisegibahasa yang digunakandidalammasyarakat.Dalamhalinibahasaberhubunganeratdenganmasyarakatsuatuwilayahsebagaisubyekataupelakuberbahasasebagaialatkomunikasidaninteraksiantarakelompok yang satudengan yang lain contohnyapercakapan, ujaran-ujarandalamhubungan interpersonal dalamsetiapkejadian di dalamsuatumasyarakatmisalnyadilihatberdasarkan strata sosial, pendidikan, jabatan, jeniskelamin, atausukuetnikasli yang tinggaldisuatudaerah (Richard and Smith, 537: 2002[xxiv]).
Psikolinguistik adalah ilmu yang memepelajari hubungan antara bahasa dengan perilaku dan akal budi manusia serta bagaimana seseorang memperoleh bahasa. Psikolinguistik mencoba mengurai proses-proses psikologi yang berlangsung jika seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarnay pada waktu berkomunikasi dan bagaimana kemampuan bahasa diperoleh manusia. Tujun utama psikolinguistik adalah menemkan strukur dan proses yang melandasi kemampuan manusia untuk berbicara dan memahami bahasa ( Hilgert, 1992; 12[xxv], Hatch, 2002;19[xxvi], Dardjowidjojo,2003: 7[xxvii]).
Antropolinguisstik adalah salah satu cabang linguistik yang menelaah hubungan atara bahasa dan budaya terutama untuk mengamati bagaimana bahasa itu digunakan sehari – hari sebaga ialat dalam tindakan bermasyarakat. Antropolog juga menelaah bahasa bukan hanya dari struturnya semata tapi lebihh pada fungsi dan pemakaiannya dalam konteks situasi sosial budaya. (Hatc,2002:234[xxviii], Hilgert, 1992: 192[xxix]).
Neurolinguistik merupakan kajian yang berupaya memahami kerja otak untuk memproses kegiatan berbahasa ebagaimana psikolinguistik, hanya saja fokusnya berbeda. Jika psikolinguitik fokus pada pemerolehan bahasa serta mencoba memahami perspektif proses komprehhensif atau produksi bahasa yang terjadi diotak manusia, neurolinguistik berfoks pada upaya untuk membuat sebuah model neural program yang merupakan rekonstruksi kerja otak dalam memproses kegiatan bicara, mendengar, membaca, menulis dan berbahasa isyarat (Chaer, 2012:5[xxx], Hatc 2002:53[xxxi]).
Dalam penjelasan persub bagian dari linguistik makro dan mikro ternyata keduanya saling memiliki keterkaitan dalam proses pembelajaran dan penerapadidalamnya, yaitu pada proses dasar pada mikrolinguistik dan penerapan secara umum di makrolinguistik. Selain itu, dilihat berdasarakan tujuan pemebalajaran linguistik terbagi atas dua sub bagian yaitu lingusitik teoretis dan linguistik terapan. Jika linguistik teoretis dapat didefinisikan bahwa linguistik teoretis adalah proses pembelajaran linguistik yang terbatas hanya pada pengkajian teori-teori (Chaer, 2009:4[xxxii]; Chaer, 2012:17[xxxiii]) dan pemahaman tentang kaidah-kaidah bahasa manusia yang terdiri dari beberapa bagian dari linguistik teoretis seperti fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik (Kridalaksana, 2008[xxxiv]). Sedangkan linguistik terapan definisikan cendrung berbeda dengan linguistik teoretis jika linguistik teoretis hanya mengkaji terbatas hanya pada pemahaman teori saja, namun lingustik terapan lebih  keproses penerapan linguistik secara langsung didalam kehidupan manusia baik dari segi psikologis, sosial dan linguistik antropologi, diantaranya dalam proses belajar mengajar, pemecahan masalah yang berhubungan dengan kehidupan manusia (Chaer, 2009:4[xxxv]; Chaer, 2012:17[xxxvi])
B.     Linguistik untuk penelitian bahasa
Linguistik sebagai ilmu bahasa bisa menjadi dasar dalam melakukan proses penenlitian khususnya penelitian bahasa. Baik dalam memilih objek kajian meliputi struktur dalam dari bahasa (mikrolinguistik) maupun secara penggunaan bahasa dalam masyarakat (makrolinguistik). Dalam penelitian bahasa yang menjadi objek kajiannya adalah bahasa itu sendiri dan dapat dianalisis dengan menguanakn metode penelitian  kualitatif ataupun kuantittif (Syamsudin dan Damaianti 2007: 14[xxxvii]).
Langkah-langkah didalam melakukan penelitian meliputi pemilihan masalah yang akan menjadi objek kajian penelitian, penemuan masalah dalam penelitian, penentuan pola penelitian, pengumpulan data, analisis data, penarikan hipotesis, dan pemberian kesimpulan hasil penelitian (Sugiyono 2010: 49[xxxviii], Creswell 2012: 57[xxxix]).

III SIMPULAN

Linguistik adalah sebuah ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Linguistik sendiri terbagi atas dua cakupan pembelajaran meliputi, mikrolinguistik dan makrolinguistik. Dimana masing-masing cakupan memiliki tujuan yang berbeda, mikrolinguistik mempelajari hanya terbatas pada struktur internal bahasa tanpa menerapkan ilmu tersebut dalam kehidupan bermasyarakat, sedangkan makro linguistik mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan dunia luar dan penerapan bahasa tersebut dikehidupan bermasyarakat.
Linguistik sebagai ilmu bahasa juga bisa menjadi dasar dalam melakukan penelitian, dimana yang menjadi objek kajianya adalah bahasa itu sendiri. Dalam melakukan penelitian, peneliti dapat mengunakan metode penelitian kualitatif atau kuantitatif tergantung dari masalah apa yang akan menjadi objek penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

Alek dan Ahmad. LinguistikUmum. Jakarta: UIN Jakarta, 2009.
Achmad, HP. Linguistik Umum. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2012.
Chaer, Abdul.Linguistik Umum.Jakarta: Rineka Cipta,2007.
___________.Psikolinguistik.  Jakarta: Rineka Cipta.2009.
___________. Linguistik Umum. Edisi revisi.Jakarta: Rineka Cipta. 2012.
Creswell, J.W. Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Reesearch. New Jersey: Pearson Education, Inc, 2012.
Dardjowidjojo, Soenjono. Psikolinguistik: Pengatar Pemahaman Bahasa Manusia.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.2005.
Evan, V., and Green, M. Cognitive Linguistics: An Introduction. Edinburg: Edinburg University Press. 2006.
Fromkin, V., Rodman, R., dan Hyams, N. An introduction to language: international edition. Wadsworth: Cengage Learning.2011.
Harimurti, KridalaksanaKamusLinguistik (ed. EdisiKeempat). Jakarta: GramediaPustakaUtama. ISBN 978-979-22-3570-8. 2008.
Hatch, Pamela. The Handbook of Linguistics. Edited by Aronoff& Rees-Miller.Oxford: Blackwell Publisher, 2002.
Hilgert, Bern. Reconstructing Grammar. Edited by Spike Gildea. Houston:John Benjamins Publishing Company, 1992.
Malmkjaer, Kristen. The Linguistics Ecyclopedia. New York: Routledge.1991.
Morris, M. An Introduction to the Philosophy of Language. New York: Cambridge University Press. 2007.
Odden, David. Introducing Phonology. New York:  Cambridge University Press.2005.
Richards, Jack C., et al Longman Dictionary of Language Teaching and Applied Linguistics. Great Britain: Pearson Education Limited, 2010.
Sugiyono.MetodePenelitianPendidikan. Bandung:Alfabeta, 2010.
Suriasumantri, J. S. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka SinarHarapan.2009.
Syamsuddin&Damaianti.MetodePenelitianPendidikanBahasa. Bandung: RemajaRosakarya, 2007.
Verhaar, J.W.M. Asas-asas linguistik umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.2010.


ENDNOTES



[i]Linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajian. (Chaer 2007:1)

[ii]Linguistik adalah sebuah ancangan awal memahami ilmu bahasa. (Alek dan Ahmad 2009)

[iii]Bintang tidak diberkahi dengan bahasa yang sempurna sebagaimana kita miliki, oleh sebab itu maka binatang tidak dapat berfikir dengan baik dan mengakumulasikan pengetahuannya lewat komunikasi seperti kita mengembangkan ilmu. (Suriasumantri 2009:173)

[iv]manusia berbeda dari binatang karena stuktur dan organisasi otaknya berbeda. (Dardjowidjojo, 2005:203)

[v]Bahasa sebagai salah satu sarana berpikir ilmiah yang digunakan sebagai alat komunikasi verbal dan dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah merupkan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seseorang kepada orang lain. (Suriasumantri 2009:177)

[vi]Bahasa mempunyai fungsi simbolik, bahasa digunakan untuk mengepresikan pikiran dan ide (konsep) dengan menggunakan lambang-lambang yang terdiri dari bentuk-bentuk yang diucapkan atau ditulis. (Evan dan Green 2006:6)

[vii]Bahasa digunakan untuk berkomunikasi, untuk mengubah dunia atau membuat sesuatu terjadi, untuk mempengaruhi orang lain merasakan apa yang kita rasakan, dan untuk menciptakan frame dari suatu pengalaman. (Morris 2007:18)

[viii]Terdapat sembilan karakteristik bahasa manusia yaitu:bahasaadalahbunyi, bahasaitubermakna, bahasaituarbitrer, bahasaitukonvensional, bahasaituproduktif, bahasaituunik, bahasaitu universal, bahasaitubervariasi, danbahasaituidentitaskelompoksosial (Achmad, 2012:6-9)

[ix]Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai dua ciri. Pertama, bahasa dapat dicirikan sebagai serangkaian bunyi, komunikasi dengan menggunakan bunyi  ini dikatakan juga sebagai komunikasi verbal. Kedua, bahasa merupakan lambang dimana rangkaian bunyi ini membentuk suatu arti tertentu. (Suriasumantri 2009:175)

[x]Sebaliknya, objek kajian fonemik adalah fonem, yakni bunyi bahasa yang membedakan makna kata. Dalam fonetik, misalnya, kita mempelajari bunyi-bunyi /u/ yang berbeda pada kata-kata seperti busur, buku, dan kuil; atau meneliti perbedaan bunyi /i/ seperti yang terdapat pada kata-kata isi, indah, dan pasir; membedakan makna atau tidak. Jika bunyi itu membedakan makna, maka bunyi tersebut kita sebut fonem, dan jika tidak membedakan makna adalah bukan fonem. Jadi, jelaslah bahwa fonem adalah bunyi bahasa yang fungsional, yaitu membedakan makna kata. (Alek dan Ahmad 2010:46)

[xi]Berbeda dengan fonetik, ilmu fonologi meneliti bunyi bahasa tertentu menurut fungsinya. Misalnya saja, bunyi [p] —lazimnya bunyi menurut sifat fonetisnya diapit antara kurung persegi—dalam bahasa inggris dilafalkan dengan menutup kedua bibir lalu melepaskannya sehingga udara keluar dengan “meletup”.(Verhaar 2010:10)

[xii]Phonology is the study of sound structure in language (Odden 2005:2)

[xiii]Phonology is the study of how speech sounds form patterns. The word phonology refers both to the linguistic knowledge that speakershave about the sound patterns of their language and to the description of that knowledge that linguists try to produce. (Fromkin et.al 2011:227)
[xiv]Morfologi sebagai bagian dan ilmu kebahasaan, mempelajari struktur intern kata, tata kata atau tata bentuk. (Alek dan Ahmad 2010:57-58)

[xv]Morfologi adalah cabang ilmu yang mengenal unsur dasar atau satuan terkecil dalam wilayah pengamatan ilmu bahasa, yang menyangkut struktur internal kata (the internal structure of words), seperti kaidah-kaidah kata, frasa, klausa, dan kalimat (Verhaar, 2010:11)

[xvi]Morphology is the study of the meaningful parts of words (Malmkjaer, 1991:442)

[xvii]Sintaksis adalah cabang linguistik yang menyangkut susunan kata-kata didalam kalimat. Sebagai misal saja, didalam bahasa Indonesia kalimat kami tidak dapat melihat pohon itu, urutan katanya sudah tentu—tidak mungkin kita tuturkan “kalimat” seperti *Pohon itu dapat kami tidak melihat (bintang kecil, atau “asterisk”,pada awal melambangkan tidak “beresnya” “kalimat” seperti itu  (Verhaar ,2010:10)

[xviii]Syntax is the part of grammar that represents a speaker’s knowledge of sentences and their structure (Fromkin et.al., 2011:78)

[xix]Syntax is concerned with how words arrange themselves into constructions (Malmkjaer, 1991:422)

[xx]Semantics n Semantic Adj the study of meaning. There are many different approaches to the way in which meaning in language is studied. Philosophers, for instance, have investigated the relation between linguistic expressions, such as the words of a language, and persons, things and events in the world to which these words refer (see reference, signs). (Richard&Smith, 520: 2002)

[xxi]Semantics is the study of linguistic meaning of morphemes, words, phrases, and sentences (Fromkin et.al., 2011:140)

[xxii]Semiotik adalah cabang linguistik yang membahas arti atau makna tanda bahasa termasuk tata bahasa dan unsur semantik tertentu yang memiliki makna universal. Selain itu semantik termasuk tata bahasa juga di dalam sintaksis ada pula unsur semantik tertentu (Verhaar, 2010:14)

[xxiii]Semantik adalah cabang linguistik yang meneliti arti atau makna. Seperti sudah dicatat, semantik itu dibagi menjadi semantik gramatikal dan semantik leksikal. semantik gramatikal adalah morfem;maksudnya, dalam konteks ini, morfem terikat, seperti afiks. Sematik leksikal makna didalam kamus (Verhaar, 2010:387)

[xxiv]Sociolinguistics n sociolinguistic adj
The study of language in relation to social factors, that is social class, educational level and type of education, age, sex, ethnic origin, etc. Linguists differ as to what they include under sociolinguistics. Many would include the detailed study of interpersonal communication, sometimes called micro-sociolinguisties, e.g. speech acts, conversation analysis, speech events, sequencing 1 of utterances, and also those investigations which relate variation in the language used by a group of people to social factors (see sociolect).(Richard&Smith, 537: 2002)

[xxv]Psycholinguists study how word meaning, sentence meaning, and discourse meaning are computed and represented in the mind. They study how complex words and sentences are composed in speech and how they are broken down into their constituents in the acts of listening and reading. In short, psycholinguists seek to understand how language is done.(Hilgert, 1992; 12)
[xxvi]Psycholinguistics is a field of study that combines psychology and linguistics. It covers language development. (Hatch, 2002;19)
[xxvii]Berpendapat  bahwapsikolinguistikadalahstuditentang proses mental-mental dalampemakaianbahasa.Sebelummenggunakanbahasa, seorangpemakaibahasaterlebihdahulumemperolehbahasa.(Dardjowidjojo,2003: 7)
[xxviii]Anthropology linguistics is an interdisciplinary field dedicated to the study of language as a cultural resource and speaking as a cultural practice.(Hact,2002:234)
[xxix]Anthropology linguistics explores how language shapes communication, forms social identity and group membership, organizes large-scale cultural beliefs and develops a common cultural representation of natural and social worlds.(Hilgert, 1992: 192)
[xxx]Neurolinguistikadalahsalahsatubidangkajianinterdisiplinerdalamilmulinguistikdanilmukedokteran yang mengkajihubunganantaraotakmanusiadenganbahasa. (Chaer, 2012:5)
[xxxi]The interdisciplinary study of language processing in the brain, with an emphasis on the processing of spoken language when certain areas of the brain are damaged.(Hatc 2002:53)
[xxxii]Kajian teoretis hanya ditujukan untuk mencari atau menemukan teori-teori linguistik belaka. Hanya untuk membuat kaidah-kaidah linguistik secara deskriptif. (Chaer,2009:4)

[xxxiii]Linguistik teoretis berusaha mengadakan penyelidikan terhadap bahasa atau bahasa-bahasa, atau juga terhadap hubungan bahasa dengan faktor-faktor yang berada diluar bahasa hanya untuk menemukan kaidah-kaidah yang berlaku dalam objek kajiannya itu. Jadi, kegiatannya hanya untuk kepentingan teori belaka. (Chaer,2009:4)

[xxxiv]Linguistik teoretis adalah bidang penelitian bahasa (linguistik) yang dilakukan untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa manusia pada umumnya (Kridalaksana, 2008). Bidang-bidang yang secara umum dianggap sebagai inti linguistik teoretis adalah fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Linguistik teoretis juga terlibat dalam pencarian universal linguistik, yaitu sifat umum yang dimiliki semua bahasa.(Kridalaksana,2008)

[xxxv]Sedangkan kajian terapan ditujukan untuk menerapkan kaidah-kaidah lingustik dalam kegiatan praktis, seperti dalam pengajaran bahasa, penerjemahan, penyusunan kamus, dan sebagainya. (Chaer,2009:4)

[xxxvi]linguistik terapan berusaha mengadakan penyelidikan terhadap bahasa atau bahasa atau hubungan bahasa dengan faktor-faktor diluar bahasa untuk kepentingan memecahkan masalah-masalah praktis yang terdapat didalam masyarakat. Misalnya, penyelidikan linguistik untuk kepentingan pengajaran bahasa, penyusunanbuku ajar, penerjemahan buku, penyusunan kamus, pembinaan bahasa nasional, penelitian sejarah, pemahaman terhadap karya sastra, dan juga penyelesaian masalah politik. (Chaer,2009:4)

[xxxvii]a systematic process of collecting and analyzing data that will investigate a research problem or question, or help researchers obtain a more complete understanding of a situation. The goal of research is to describe, explain, or predict present or future phenomena (1)  QUANTITATIVE RESEARCH designs, (2)  QUALITATIVE  research designs, and (3)  MIXED METHODS RESEARCH designs. see also  EXPERIMENTAL DESIGN (Syamsudin dan Damaianti 2007: 14).

[xxxviii]Pengujian Instrumen, Pengembangan Instrumen, Rumusan Masalah, Landasan Teori, Perumusan Hipotesis, Pengumpulan Data, Analisis Data, Kesimpulan dan Saran.
 (Sugiyono 2010: 49)

[xxxix]Identifying a Research Problem, Reviewing the Literature, Specifying a Purpose and Research Questions or Hypotheses, Collecting Quantitative Data, Analyzing and Interpreting Quantitative Data, Collecting Qualitative Data, Analyzing and Interpreting Qualitative Data, Reporting and Evaluating Research, (Creswell 2012: 57)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar