Senin, 25 Maret 2019

Analisis Kurikulum Indonesia


­ANALISIS KURIKULUM
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
Berdasarkan Buku Ajar

“TELAAH KURIKULUM
DAN APLIKASINYA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR”

NO
Aspek yang diamati
Hasil Telaah
1
Pengertian dan Karakteristik KTSP
Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum penyempurna dari kurikulum edisi 2004 atau dikenal dengan kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (Efendi, 2009).
Panduan yang disusun BNSP terdiri atas dua bagian. Pertama, panduan umum yang memuat ketentuan umum pengembangan kurikulum yang dapat diterapkan pada satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terdapat dalam SI dan SKL. Kedua, model KTSP sebagai salah satu contoh hasil akhir pengembangan KTSP dengan mengacu pada SI dan SKL dengan berpedoman pada Panduan Umum yang dikembangkan BNSP (Arifin, 2014).
2
Landasan Pengembangan KTSP
1)      Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003  Tentang Sistem Pendidikan Nasional .
2)      Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
3)      Standar Isi.
4)      Standar Kompetensi Lulusan.

3
Prinsip-prinsip Pengembangan KTSP
a.       Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
b.      Beragam dan terpadu.
c.       Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
d.      Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
e.       Menyeluruh dan berkesinambungan.
f.       Belajar sepanjang hayat.
g.       Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
4
Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
c. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.
5
Komponen KTSP
Sebagai sebuah pedoman KTSP terdiri atas empat komponen, yakni (1) Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, (2) struktur dan muatan KTSP, (3) kalender pendidikan, dan (4) silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) (Hidayat,2013).
6
Kelebihan dan Kelemahan KTSP
Kelebihan KTSP:
1.          Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.
2.          Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.
3.          KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitik beratkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa.
4.          KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang lebih 20%.
5.          KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan..

Kelemahan KTSP:
1.      Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada.
2.      Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP.
3.      Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik konsepnya, penyusunannya maupun prakteknya di lapangan.
4.      Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak berkurang pendapatan para guru.






ANALISIS KURIKULUM
2013 (K-13)
Berdasarkan Buku Ajar

“TELAAH KURIKULUM
DAN APLIKASINYA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR”

NO
Aspek yang diamati
Hasil Telaah
1
Tujuan Kurikulum 2013
Melalui pengembangan Kurikulum 2013 kita akan menghasilkan insan Indonesia yang: produktif, kreatif, inovatif, afektif: melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi (Mulyasa,2015). Pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan karakter peserta didik berupa pemahaman, keterampilan, dan sikap yang harus diwujudkan dalam bentuk perilaku sebagai wujud pemahaman dari konsep yang telah dipelajari. Oleh karena itu peserta didik perlu mengetahui kriteria penguasaan kompetensi dan karakter yang harus dikuasai agar dapat mempersiapkan dirinya dalam penilaian hasil belajar.
Mengacu pada penjelasan UU No. 20 Tahun 2003, bagian umum dikatakan, bahwa: “Strategi pembangunan pendidikan nasional dalam undang-undang ini meliputi:…, 2. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi,…” dan pada penjelasan Pasal 35, bahwa ”Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.” Maka diadakan perubahan kurikulum dengan tujuan untuk “Melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.” (Mulyasa, 2015).

2
Landasan Pengembangan Kurikulum 2013
Landasan Filosofis
1) Filosofis Pancasila yang menberikan berbagai prinsip dasar dalam pembangunan pendidikan
2) Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai-nilai akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat
Landasan Yuridis
1) RPJMM 2010-2014 Sektor Pendidikan tentang perubahan Metodologi Pembelajaran dan Penataan Kurikulum.
2) PP No 19 Tahhun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3) Inpress no 1 tahun 2005 Tentang Percepatan Pelaksanaan prioritas Pembangunan Nasional, penyempurnaan kurikkulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nila-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa.
Landasan Konseptual
1) Relevansi pendidikan
2) Kurikulum berbasis kompetensi dan karakter
3) Pembelajaran kontekstual
4) Pembelajaran aktif
5) Penilaian yang valid, utuh,dan menyeluruh
3
Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum 2013
a.       Pengembangan kurikulum dilakukan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b.      Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
c.       Mata pelajaran merupakan wahana untuk mewujudkan pencapaian kompetensi
d.      SKL dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional dan kebutuhan masyarakat, negara, sera perkembangan global
e.       Standar isi dijabarkan dari SKL
f.       Standar proses dijabarkan dari Standar Isi
g.       Standar penilaian dijabarkan dari SKL, Standar isi,dan Standar proses
h.      SKL dijabarkan ke dalam kompetensi inti
i.        Kompetensi inti dijabarkan ke dalam kompetensi dasar yang dikontekstualisasikan dalam suatu pata pelajaran
j.        Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif menyenangkan, menantang, memotovasi peserta didik untuk berpartisi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembanagn fisik serta psikologis peserta didk
k.      Penilaian hasil belajar berbasis proses dan produk
l.        Proses belajar dengan pendekatan ilmiah
4
Pembelajaran Tematik dalam Kurikulum 2013
Pembelajaran tematik adalah salah satu model pembelajaran yang menekankan pada pengorganisasian materi yang terintegrasi dan dipadukan pada suatu tema (Kurniawan, 2011).
Terdapat beberapa karakteristik yang perlu dipahami dari pembelajaran tematik ini menurut Hernawan (2011), yaitu:
a.       Berpusat pada siswa (student centered). Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Peran guru lebih banyak sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
b.      Dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
c.       Pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas, bahkan dalam pelaksanaan di kelas-kelas awal sekolah dasar, fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
d.      Menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
e.       Bersifat luwes (fleksibel), sebab guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
f.       Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Dengan demikian, siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
5
Implementasi Kurikulum 2013
a.       Merancang pembelajaran efektif dan bermakna
b.      Mengorganisasikan pembelajaran
c.       Memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran
d.      Melaksanakan pembelajaran, pembentukan kompetensi dan karakter
e.       Menetapkan kriteria keberhasilan
6
Kelebihan dan Kelemahan K-13
Kelebihan K-13:
Pertama: Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah (kontekstual), karena berangkat, berfokus, dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar, dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami berdasarkan kompetensi tertentu bukan transfer pengetahuan.
Kedua: Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan, dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memcahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.
Ketiga: ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan
Kelemahan K-13:
-


Referensi : Yulianti, dan Nury Yuniasih. Telaah Kurikulum dan Aplikasi dalam Proses Belajar Mengajar. Malang: Media Sutra Atiga. 2016.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar